MIK

MIK'ERS Mempertanggung-Jawabkan Iman Katolik~~MIK TEAM~~ Susunan Pengurus GROUP MIK PELINDUNG MIK-ERS : ST. ANDREAS (30 November) MOTTO : Venite post me, faciam vos fieri piscatores hominum. (Datang dan ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia) 1. Pembimbing : RD. Inno Ngutra...--2. Narasumber : Semua Romo yg sudah menjadi member GROUP MIK...--3. Bpk. Penasehat : Bpk. Bernard Titus...--4. Ibu Penasehat : Ibu Lani Hardjono...--5. Ketua Umum : Bpk. Francis Tangkumahat...--6. Ketua Pelaksana : Lambert Resilay..--7. Wkl Ketua : Benny Teniwut...--8. Sekretaris/Notulen : Sdri. Fafay Filly Liandri V Waworundeng...--Koordinator Wilayah:1. Jakarta : Bpk. Sam Semmy Sirken...--2. Cikarang : Sdr. Agustinus Takndare...--3. Cirebon : Bpk. Peter Tan...--4. Bekasi : Ana Maria Primy...--5. Batam : Sdr. Filland Kiki..--6. Malang : Sdr. Fox Stevanus...--10. Bitung : Bpk. Sisco Sigarlaki..--11. Tondano : Sdri. Tiara Finsensia Liwe...--12. Ambon : Dkn. Yoppy Sorlury dkk...--13. Ternate : Rm. Patrik Angwarmase, Rm. Sukrisno...--14. Kei : Sdr. Dimas Singray Remetwa...--15. Tanimbar : Sdr. Jake Lalamafu, Bpk. Zakarias Lamere

Rabu, 07 September 2011

Orang Kudus hari ini, 8 September; Hari Ulang Tahun Santa Perawan Maria:


 "Iman bukan hanya soal saya mengerti segala segala sesuatu tapi masalah kepasrahan terhadap apa yang otak kita sendiri tidak mampu mengerti tentangnya. Misteri Allah itu sungguh sangat besar untuk bisa ditangkap oleh otak kita yang kecil ini. Demikian pun tanggal kelahiran Maria bukan karena tertulis atau tidak tertulis dalam Kitab Suci, tapi ini adalah ungkapan terima kasih kasih Gereja kepada Bunda Maria atas peranannya dalam karya keselamatan manusia." Semoga pesta ini semakin menambah rasa penghormatan kita kepada Maria, wanita yang telah melahirkan Yesus, Sang Penebus kepada kita.


Pesta kelahiran Santa Perawan Maria

Hari ini Gereja seluruh dunia merayakan “Pesta kelahiran Santa Perawan Maria”. Pesta ini sesungguhnya menunjukkan betapa Gereja mengasihi dan menghormati Bunda Maria sebagai wanita yang punya peranan besar di dalam karya keselamatan Allah. Sehubungan dengan pesta ini mungkin terlintas dalam benak kita pertanyaan berikut: “Landasan pemikiran apa yang melatarbelakangi pesta ini?”

Kita tidak bisa langsung menjawab pertanyaan ini dengan membeberkan peristiwa kelahiran Maria secara lengkap dan obyektif berdasarkan informasi dari dokumen – dokumen terpercaya Gereja seperti Alkitab. Yang mungkin bagi kita ialah melihat peranan dan kedudukan Maria di dalam rencana dan karya keselamatan Allah di dalam sejarah.

Tentang hal ini Gereja mengajarkan bahwa Allah – setelah kejatuhan manusia – menjanjikan seorang Penebus bagi umat manusia. Penebus itu adalah AnakNya sendiri. Untuk maksud luhur itu Allah membutuhkan kerjasama manusia; Allah membutuhkan seorang perempuan untuk mengandungkan dan melahirkan AnakNya. Kebeneran iman ini dikatakan Santo Paulus dalam suratnya kepada Galatia: “…Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan…” (Gal 4:4).

Siapa perempuan itu? Perempuan itu adalah Maria, seorang puteri keturunan Abraham. Dari sini Gereja mengajarkan bahwa Maria telah ditentukan Allah sedari kekal untuk mengandung dan melahirkan AnakNya. Untuk itu ia suci sejak lahirnya dan diperkandungkan tanpa noda dosa asal.

Dalam konteks pengakuan iman inilah, Gereja merasa perlu menentukan suatu hari khusus (yaitu: 8 September) untuk merayakan peristiwa kelahiran Maria. Dasar pertimbangan disini – barangkali sangat sederhana – ialah bahwa sebagai manusia, Maria tentu pernah lahir pada waktu dan tempat tertentu, dari orangtua dan suku tertentu. Injil – injil sendiri tidak mengatakan secara jelas bahwa Maria juga adalah keturunan Daud, sebagaimana Yusuf suaminya. Yang penting disini bukanlah ketepatan hari kelahiran itu tetapi ungkapan iman Gereja akan Maria sebagai perempuan yang ditentukan Allah untuk mengandungkan dan melahirkan AnakNya.

Seturut sejarah, mulanya pesta ini dirayakan di lingkungan Gereja Timur berdasarkan ilham dari tulisan – tulisan apokrif pada abad ke – 6; pada akhir abad ke – 7, barulah pesta ini diterima dan dirayakan di dalam Gereja Barat Roma.


Dari sumber http://www.imankatolik.or.id/